Foto Pembukaan kegiatan pemetaan siswa baru
Foto kegiatan pemetaan siswa baru
Foto kegiatan pemetaan siswa baru
Foto kegiatan pemetaan siswa baru
Foto kegiatan pemetaan siswa baru
Foto kegiatan pemetaan siswa baru
Foto kegiatan pemetaan siswa baru
Madrasah
Ibtidaiyah (MI) Nur Riska Nur Riska Lubuuklingau yang beralamat di Jln. Letkol
H. Noer Amin Kel. Siring Agung Kec. Lubuklinggau Selatan II Kota Lubuklinggau. Melaksanakan
Tes Pemetaan bagi Siswa baru yang diikuti -+62 Orang calon peserta didik baru,pada hari Senin 01 Juli 2024 sejak
pukul 08.00 - 09.30 WIB. Pemetaan dibagi menjadi 5 ruang didampingi dua guru,
materi tes pemetaan tersebut diantaranya Baca Tulis dan Berhitung hingga bacaan
shalat.Kepala Madrasah, Miftahus Silmi Zohro, M.Pd mengatakan, tes pemetaan
merupakan rangkaian dari Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). yang dilaksankan
setiap tahun dan sebelum kegiatan masa Ta’aruf siswa madrasah (Matsama)
Kegiatan tes pemetaan ini bukan lulus atau tidaknya, tes ini
diadakan untuk pengelompkkan dan pembimbingan siswa setelah belajar, lanjut
Silmi tes ini juga untuk mendapatkan informasi
siswa mengenai kemampuan membaca, menulis, bahkan kemampuan dari sisi tertentu
yang ada hubungannya dengan keterampilan siswa.
“Jadi jangan khawatir anaknya tidak bisa,
semuanya sudah resmi menjadi peserta didik Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nur Riska
Lubuklinggau, jadi tidak ada lagi
tidak lulus, rangkingnya rendah. Jangan khawatir, ini hanya pemetaan, oh ini
sudah pintar membaca, oh ini bakatnya begini, semuanya untuk memudahkan dan
membantu para wali kelas agar di awal proses belajar mengajar di kelas masing
memiliki peserta didik yang memiliki kemampuan yang bervariatif,” lanjut Silmi.
Ditambahkannya, dengan bakat yang diketahui
akan memudahkan wali kelas memantau peserta didik dan memberikan inforamsi
kepada orang tua terkait kemampuan peserta didik didalam ruang kelasnya, supaya
ada pemerataan sehingga ada siswa yang mempunyai kemempuaan berlebih akan
dibagi merata disetiap kelas.
Kesempatan yang sama, Ketua PPDB, Desi
Ratnasari, S.Pd mengatakan pemetaan bukan prasyarat atau penentu diterima atau
tidaknya, melainkan sebagai wahana pengenalan saja, baik alphabet, angka dan
hijaiyah.
“Pemetaan untuk meluruskan paradigma di
masyarakat selama ini yang cenderung menganggap bahwa “anak saya harus belajar
di kelas A bukan C” karena kelas A adalah kelas yang bagus dan pintar dan kelas
C adalah sebaliknya,” ujar Desi.
Ditambahkannya, dengan dilakukannya pemetaan
ini maka porsi pembagian kelas nantinya akan diratakan disemua kelas
(berdasarkan nilai atau grade) yang diperoleh siswa dan tak akan ada yang
diunggulkan atau kelas yang lebih menonjol. (Jaya/1/07/2024).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar